05 Februari, 2015

CERPEN



LEMBARAN BARU DI TAHUN YANG BARU
Haii perkenalkan namaku adalah Renata Ananstasya. Saat ini aku bersekolah di salah satu SMA NEGERI yang ada di Jakarta. Di sekolah ini aku banyak mempunyai teman-teman yang sangat baik dan juga sahabat-sahabat yang selalu menemani aku dalam keadaan apapun. Yang pertama namanya adalah Mutia, dan yang kedua bernama Iris, aku sangat senang mempunyai sahabat-sahabat seperti mereka yang selalu ada saat aku membutuhkannya.
***
Hari ini aku bangun kesiangan, bisa-bisa aku terlambat datang kesekolah. Aku bahkan tak sempat untuk sarapan. “Mama Rena berangkat dulu yaa ma. Assalamualaikum”kataku sambil berlalu pergi tanpa mencium tangan Mama.
Aku menyusuri koridor sekolah dengan terburu-buru. “yaa Allah, jangan sampai aku terlambat masuk ke kelas nihh.. kalau aku terlambat masuk kelas bisa-bisa aku tidak boleh mengikuti pelajaran nya Bu Dinda” gumamku dalam hati. Tapi saat aku menaiki anak tangga, aku tak sengaja menabrak seseorang, dan buku-bukuku berserakan semua. “Kamu kalau jalan pakai mata dong, kamu gak lihat aku yang segede ini apa? Gara-gara kamu buku aku jadi berantakan kan” omelku panjang kali lebar. “Hmmm.. maaf yaa, aku tadi lagi buru-buru jadi gak lihat kalau ada kamu tadi”ucapnya menjelaskan.
Aku tak sadar kalau yang menabrakku tadi adalah kak Putra, kakak kelas idolaku. “yaa Allah, mimpi apa aku semalam bisa sedekat ini sama kak Putra”gumamku dalam hati. “Ehh kak Putra ternyata, maaf yaa kak tadi aku marah-marah sama kakak. Aku gak tahu kalau yang nabrak aku kakak. Sekali lagi maaf yaa kak” kataku meminta maaf pada kak Putra. “Kok jadi kamu yang minta maaf, seharusnya kan aku yang minta maaf, kan aku yang nabrak kamu”kata kak Putra.
Kak Putra membantuku membereskan buku-bukuku yang berserakan di lantai. “OMG, kak aku duluan yaa, aku ada pelajarannya bu Dinda, nanti aku bisa-bisa gak dibolehin masuk, makasih yaa udah di bantuin” kataku sambil berlalu pergi meninggalkan kak Putra
***
Untung saja hari ini bu Dinda tidak bisa mengajar karena sedang sakit. Kalau tidak, mungkin aku tidak bisa mengikuti pelajarannya hari ini. dan mungkin hari ini adalah hari keberuntunganku.
“Rena, kamu kemana saja? Untung hari ini bu Dinda tidak masuk , kalau tidak mungkin kamu tidak diizinkan  masuk kelas Ren” kata Iris menasihatiku. “tau nih Rena, terlambat mulu kerjaannya” sambung Mutia.
“Yaa maaf, tadi itu aku terlalu tersempona lihat senyumannya kak Putra”kataku sambil senyum-senyum sendiri. “ Terpesona kali Ren, Kok bisa Ren? Kamu ketemu kak Putra dimana?”Tanya Iris kepo. “tadi tuh aku gak sengaja tabrakan sama kak Putra, dan dia ngebantuin aku ngeberesin buku-bukuku yang berserakan”jelasku kepada Iris dan Mutia.
Singkat cerita, aku dan kak Putra ternyata di pertemukan kembali di satu ekskul yang sama, yaa walaupun disitu ada Mutia juga. Tapi aku sangat senang karena aku dan kak Putra bisa satu ekskul juga.
Selama berhari-hari, berminggu-minggu, bahkan berbulan-bulan aku sanagat mengagumi sosok kak Putra. Bahkan bisa dibilang rasa kagum itu perlahan-lahan berubah menjadi rasa cinta. Aku tak pernah berani jujur tentang perasaanku pada kak Putra. Mungkin hanya aku, tuhan, dan sahabat-sahabatku yang mengetahui perasaanku pada kak Putra. Setiap harinya aku hanya bisa melihat kak Putra dari kejauhan. Bahkan untuk menyapanya saja aku tak berani. Karena belum sempat aku menyapanya, jantungku sudah terasa mau copot.
***
Aku masih sangat ingat akan hari itu, hari dimana pertama kalinya aku merasakan sakitnya patah hati. Sakitnya kecewa karena cinta yang bertepuk sebelah tangan. Rasanya waktu ini mendadak berhenti berputar. Tubuhku tak mampu berdiri tegap, bahkan mulutku tak mampu berkata-kata lagi. Aku sudah tak tahan dengan apa yang aku dengar saat itu. hatiku bagaikan tersambar petir. Dan butiran-butiran itu sudah tak mampu kubendung lagi.
#Flashback
Hari ini aku sangat bersemangat datang kesekolah, aku tak ingin terlambat lagi datang kesekolah. Apalagi hari ini ada pelajarannya bu Dinda.
Aku menyusuri koridor sekolah dengan santai karena hari ini aku datang pagi-pagi sekali.
#Saat di kelas
“selamat pagi Iris, selamat pagi Mutia” sapaku kepada sahabatku. “selamat pagi Rena” jawab Iris dan Mutia serempak. “tumben banget kamu datang pagi-pagi Ren? Biasanya juga telat mulu”kata Iris heran dengan kelakuan sahabatnya. “hehe :D “ jawabku dengan tertawa.
“Ren? Ke kantin dulu yuukk!! Aku tadi gak sempet sarapan nih. Laper tauu”ajak Mutia kepadaku. “gimana yaa Mut, aku tadi udah makan dirumah, kamu sama Iris aja yaa Mut”kataku. “Hmm.. yaudah deh, Ris kita berdua aja yuukk ke kantin”ajak Mutia pada Iris sambil berlalu pergi.
“Hmm.. di kelas tanpa mereka berdua gak enak juga yaa”gumamku dalam hati.”ternyata handphone nya Mutia ketinggalan, aku lihat ahh”gumamku dalam hati.
Aku membuka handphone Mutia yang tertinggal di mejaku, aku tak sengaja mengklik bbm nya Mutia, dan melihat chat nya Mutia. Aku tak sengaja membuka percakapan Mutia dengan kak Putra. Dan ternyata kak Putra selama ini menyukai Mutia sahabatku. Dan percakapan Mutia dengan kak Putra sangat mesra. Aku tak snggup membaca percakapan mereka berdua, aku menaruh kembali handphone Mutia di atas meja. Dan aku segera menghapus air mataku karena Mutia dan Iris sudah kembali. “Haii Ren? Kamu kenapa? Kok matanya merah gitu”Tanya Mutia kepadaku. “aku gapapa kok Mut, oh iyaa selamat yaa atas hubungan kamu dan kak Putra, semoga kalian berdua long last”kataku memberikan selamat pada Mutia sambil menghapus air mataku. “jadi kamu baca percakapan aku sama kak Putra Ren? Aku bisa jelasin semuanya Ren, kamu jangan salah paham dulu Ren”kata Mutia mencoba menjelaskan kepadaku.
Belum sempat Mutia menjelaskan, ternyata Bu Dinda sudah masuk ke kelas. Dan saat pelajaran bu Dinda, aku sama sekali tidak konsenterasi.
Semenjak kejadian itu hubunganku dengan Mutia menjadi renggang. Iris dan Mutia sudah mencoba berbagai cara agar aku percaya kepada Mutia lagi. Tapi rasanya aku tak mudah percaya begitu saja kepada Mutia, hatiku sudah terlanjur sakit dengan kebohongan yang Mutia lakukan kepadaku.
Saat ini tepat di malam tahun baru 2015, aku akan merayakan pergantian tahun baru sendirian, tanpa adanya sosok sahabat di sisiku. Aku harus kehilangan sosok sahabat hanya karena seorang lelaki. Apa aku salah marah dengan Mutia, sedangkan aku tahu kalau sebenarnya yang salah bukan Mutia, tapi ini semua salah kak Putra. Mutia sama sekali tidak menyukai kak Putra, justru kak Putra lah yang menyukai Mutia. Jadi apa aku pantas marah dengan Mutia? Rasanya aku sangat merasa bersalah dengan Mutia. Seharusnya aku memaafkan Mutia dan membuka lembaran baru di tahun baru ini. yaa… aku harus meminta maaf kepada Mutia. Akhirnya aku memutuskan untuk kerumah Mutia dan meminta maaf kepada Mutia.
***
“Assalamualaikum… Mutia? Ini aku Rena Mut” kataku sambil mengetuk pintu rumahnya Mutia. “Wa’alaikumsalam”kata orang yang ada di dalam rumah. “kamu Ren, kamu mau apalagi kesini, kamu mau marah-marah lagi sama Mutia? Apa belum puas kamu buat Mutia merasa bersalah? Kamu jahat Ren”kata Iris memarahiku. “Aku kesini mau minta maaf sama kamu dan Mutia Ris, aku tahu aku salah Ris, tak sepantasnya aku marah dengan Mutia, karena semua ini bukan salah Mutia. Kamu mau kan maafin aku Ris?”kataku kepada Iris.”kamu sungguh meminta maaf kepada Mutia? Aku sangat senang mendengarnya Ren”kata Iris sambil memelukku. “oh iyaa Ris, Mutia mana ? aku dari tadi tidak melihat Mutia”tanyaku kepada Iris. “Mutia ada di kamarnya Ren, yukk kita menemuinya Ren”ajak Iris.”Mutia, aku sangat merindukanmu, kamu mau kan memaafkan aku?”tanyaku kepada Mutia. “ini benar-benar kamu kan Ren? Yaa jelas aku mau memaafkanmu, kamu kan sahabatku Ren”kata Mutia kepadaku. “Terima kasih yaa Mutia, kita mulai dari awal lagi yaa, kita buka lembaran baru di tahun yang baru ini yaa” kataku sambil memeluk Mutia dan Iris.
Akhirnya aku bisa menghabiskan malam terakhir di tahun 2014 bersama sahabatku dan membuka lembaran baru di tahun baru 2015. Tak ada lagi galau karena seorang lelaki, tetapi bersenanglah bersama sahabat-sahabat tercinta. Terimakasih sahabat, kau lebih berharga dari apaun. aku sangat menyayangi kalian sahabatku <3 love you bestfriend <3