LEMBARAN BARU DI TAHUN YANG BARU
Haii perkenalkan namaku
adalah Renata Ananstasya. Saat ini aku bersekolah di salah satu SMA NEGERI yang
ada di Jakarta. Di sekolah ini aku banyak mempunyai teman-teman yang sangat
baik dan juga sahabat-sahabat yang selalu menemani aku dalam keadaan apapun.
Yang pertama namanya adalah Mutia, dan yang kedua bernama Iris, aku sangat
senang mempunyai sahabat-sahabat seperti mereka yang selalu ada saat aku
membutuhkannya.
***
Hari ini aku bangun
kesiangan, bisa-bisa aku terlambat datang kesekolah. Aku bahkan tak sempat
untuk sarapan. “Mama Rena berangkat dulu yaa ma. Assalamualaikum”kataku sambil
berlalu pergi tanpa mencium tangan Mama.
Aku menyusuri koridor
sekolah dengan terburu-buru. “yaa Allah, jangan sampai aku terlambat masuk ke
kelas nihh.. kalau aku terlambat masuk kelas bisa-bisa aku tidak boleh
mengikuti pelajaran nya Bu Dinda” gumamku dalam hati. Tapi saat aku menaiki
anak tangga, aku tak sengaja menabrak seseorang, dan buku-bukuku berserakan
semua. “Kamu kalau jalan pakai mata dong, kamu gak lihat aku yang segede ini
apa? Gara-gara kamu buku aku jadi berantakan kan” omelku panjang kali lebar.
“Hmmm.. maaf yaa, aku tadi lagi buru-buru jadi gak lihat kalau ada kamu
tadi”ucapnya menjelaskan.
Aku tak sadar kalau
yang menabrakku tadi adalah kak Putra, kakak kelas idolaku. “yaa Allah, mimpi
apa aku semalam bisa sedekat ini sama kak Putra”gumamku dalam hati. “Ehh kak
Putra ternyata, maaf yaa kak tadi aku marah-marah sama kakak. Aku gak tahu
kalau yang nabrak aku kakak. Sekali lagi maaf yaa kak” kataku meminta maaf pada
kak Putra. “Kok jadi kamu yang minta maaf, seharusnya kan aku yang minta maaf,
kan aku yang nabrak kamu”kata kak Putra.
Kak Putra membantuku
membereskan buku-bukuku yang berserakan di lantai. “OMG, kak aku duluan yaa,
aku ada pelajarannya bu Dinda, nanti aku bisa-bisa gak dibolehin masuk, makasih
yaa udah di bantuin” kataku sambil berlalu pergi meninggalkan kak Putra
***
Untung saja hari ini bu
Dinda tidak bisa mengajar karena sedang sakit. Kalau tidak, mungkin aku tidak
bisa mengikuti pelajarannya hari ini. dan mungkin hari ini adalah hari
keberuntunganku.
“Rena, kamu kemana
saja? Untung hari ini bu Dinda tidak masuk , kalau tidak mungkin kamu tidak
diizinkan masuk kelas Ren” kata Iris
menasihatiku. “tau nih Rena, terlambat mulu kerjaannya” sambung Mutia.
“Yaa maaf, tadi itu aku
terlalu tersempona lihat senyumannya kak Putra”kataku sambil senyum-senyum
sendiri. “ Terpesona kali Ren, Kok bisa Ren? Kamu ketemu kak Putra
dimana?”Tanya Iris kepo. “tadi tuh aku gak sengaja tabrakan sama kak Putra, dan
dia ngebantuin aku ngeberesin buku-bukuku yang berserakan”jelasku kepada Iris
dan Mutia.
Singkat cerita, aku dan
kak Putra ternyata di pertemukan kembali di satu ekskul yang sama, yaa walaupun
disitu ada Mutia juga. Tapi aku sangat senang karena aku dan kak Putra bisa
satu ekskul juga.
Selama berhari-hari,
berminggu-minggu, bahkan berbulan-bulan aku sanagat mengagumi sosok kak Putra.
Bahkan bisa dibilang rasa kagum itu perlahan-lahan berubah menjadi rasa cinta.
Aku tak pernah berani jujur tentang perasaanku pada kak Putra. Mungkin hanya
aku, tuhan, dan sahabat-sahabatku yang mengetahui perasaanku pada kak Putra.
Setiap harinya aku hanya bisa melihat kak Putra dari kejauhan. Bahkan untuk
menyapanya saja aku tak berani. Karena belum sempat aku menyapanya, jantungku
sudah terasa mau copot.
***
Aku masih sangat ingat
akan hari itu, hari dimana pertama kalinya aku merasakan sakitnya patah hati.
Sakitnya kecewa karena cinta yang bertepuk sebelah tangan. Rasanya waktu ini
mendadak berhenti berputar. Tubuhku tak mampu berdiri tegap, bahkan mulutku tak
mampu berkata-kata lagi. Aku sudah tak tahan dengan apa yang aku dengar saat
itu. hatiku bagaikan tersambar petir. Dan butiran-butiran itu sudah tak mampu
kubendung lagi.
#Flashback
Hari ini aku sangat
bersemangat datang kesekolah, aku tak ingin terlambat lagi datang kesekolah.
Apalagi hari ini ada pelajarannya bu Dinda.
Aku menyusuri koridor
sekolah dengan santai karena hari ini aku datang pagi-pagi sekali.
#Saat di kelas
“selamat pagi Iris,
selamat pagi Mutia” sapaku kepada sahabatku. “selamat pagi Rena” jawab Iris dan
Mutia serempak. “tumben banget kamu datang pagi-pagi Ren? Biasanya juga telat
mulu”kata Iris heran dengan kelakuan sahabatnya. “hehe :D “ jawabku dengan
tertawa.
“Ren? Ke kantin dulu
yuukk!! Aku tadi gak sempet sarapan nih. Laper tauu”ajak Mutia kepadaku.
“gimana yaa Mut, aku tadi udah makan dirumah, kamu sama Iris aja yaa
Mut”kataku. “Hmm.. yaudah deh, Ris kita berdua aja yuukk ke kantin”ajak Mutia
pada Iris sambil berlalu pergi.
“Hmm.. di kelas tanpa
mereka berdua gak enak juga yaa”gumamku dalam hati.”ternyata handphone nya
Mutia ketinggalan, aku lihat ahh”gumamku dalam hati.
Aku membuka handphone
Mutia yang tertinggal di mejaku, aku tak sengaja mengklik bbm nya Mutia, dan melihat
chat nya Mutia. Aku tak sengaja membuka percakapan Mutia dengan kak Putra. Dan
ternyata kak Putra selama ini menyukai Mutia sahabatku. Dan percakapan Mutia
dengan kak Putra sangat mesra. Aku tak snggup membaca percakapan mereka berdua,
aku menaruh kembali handphone Mutia di atas meja. Dan aku segera menghapus air
mataku karena Mutia dan Iris sudah kembali. “Haii Ren? Kamu kenapa? Kok matanya
merah gitu”Tanya Mutia kepadaku. “aku gapapa kok Mut, oh iyaa selamat yaa atas
hubungan kamu dan kak Putra, semoga kalian berdua long last”kataku memberikan
selamat pada Mutia sambil menghapus air mataku. “jadi kamu baca percakapan aku
sama kak Putra Ren? Aku bisa jelasin semuanya Ren, kamu jangan salah paham dulu
Ren”kata Mutia mencoba menjelaskan kepadaku.
Belum sempat Mutia
menjelaskan, ternyata Bu Dinda sudah masuk ke kelas. Dan saat pelajaran bu
Dinda, aku sama sekali tidak konsenterasi.
Semenjak kejadian itu
hubunganku dengan Mutia menjadi renggang. Iris dan Mutia sudah mencoba berbagai
cara agar aku percaya kepada Mutia lagi. Tapi rasanya aku tak mudah percaya
begitu saja kepada Mutia, hatiku sudah terlanjur sakit dengan kebohongan yang
Mutia lakukan kepadaku.
Saat ini tepat di malam
tahun baru 2015, aku akan merayakan pergantian tahun baru sendirian, tanpa
adanya sosok sahabat di sisiku. Aku harus kehilangan sosok sahabat hanya karena
seorang lelaki. Apa aku salah marah dengan Mutia, sedangkan aku tahu kalau
sebenarnya yang salah bukan Mutia, tapi ini semua salah kak Putra. Mutia sama
sekali tidak menyukai kak Putra, justru kak Putra lah yang menyukai Mutia. Jadi
apa aku pantas marah dengan Mutia? Rasanya aku sangat merasa bersalah dengan
Mutia. Seharusnya aku memaafkan Mutia dan membuka lembaran baru di tahun baru
ini. yaa… aku harus meminta maaf kepada Mutia. Akhirnya aku memutuskan untuk
kerumah Mutia dan meminta maaf kepada Mutia.
***
“Assalamualaikum…
Mutia? Ini aku Rena Mut” kataku sambil mengetuk pintu rumahnya Mutia.
“Wa’alaikumsalam”kata orang yang ada di dalam rumah. “kamu Ren, kamu mau
apalagi kesini, kamu mau marah-marah lagi sama Mutia? Apa belum puas kamu buat
Mutia merasa bersalah? Kamu jahat Ren”kata Iris memarahiku. “Aku kesini mau
minta maaf sama kamu dan Mutia Ris, aku tahu aku salah Ris, tak sepantasnya aku
marah dengan Mutia, karena semua ini bukan salah Mutia. Kamu mau kan maafin aku
Ris?”kataku kepada Iris.”kamu sungguh meminta maaf kepada Mutia? Aku sangat
senang mendengarnya Ren”kata Iris sambil memelukku. “oh iyaa Ris, Mutia mana ?
aku dari tadi tidak melihat Mutia”tanyaku kepada Iris. “Mutia ada di kamarnya
Ren, yukk kita menemuinya Ren”ajak Iris.”Mutia, aku sangat merindukanmu, kamu
mau kan memaafkan aku?”tanyaku kepada Mutia. “ini benar-benar kamu kan Ren? Yaa
jelas aku mau memaafkanmu, kamu kan sahabatku Ren”kata Mutia kepadaku. “Terima
kasih yaa Mutia, kita mulai dari awal lagi yaa, kita buka lembaran baru di
tahun yang baru ini yaa” kataku sambil memeluk Mutia dan Iris.
Akhirnya aku bisa
menghabiskan malam terakhir di tahun 2014 bersama sahabatku dan membuka
lembaran baru di tahun baru 2015. Tak ada lagi galau karena seorang lelaki,
tetapi bersenanglah bersama sahabat-sahabat tercinta. Terimakasih sahabat, kau
lebih berharga dari apaun. aku sangat menyayangi kalian sahabatku <3 love
you bestfriend <3