13 Juni, 2015

Negeri Sakura



Apa yang kalian pikirkan ketika mendengar negeri sakura? Bunga sakura? Nippon? Penduduknya yang berkulit putih, dan bermata sipit? Atau kota Hiroshima dan Nagasaki? Begitu banyak aspek yang membuat negeri ini menjadi salah satu negeri yang istimewa di dunia. Aku sangat mengagumi negeri ini, karena kehidupan masyarakatnya yang menarik menurutku, dan masih banayak lagi keistimewaan lain dimataku. itulah sekilas tentang negeri impianku.

Di sekolahku akan ada test untuk masuk perguruan tinggi di luar negeri. Salah satunya adalah Universitas yang ada di Jepang. Aku sangat senang ketika mendengar kabar baik itu. Tanpa pikir panjang, aku segera mendaftarkan diriku untuk mengikuti test tersebut. Selain melalui test, penilaiannya dilakukan melalui nilai rata-rata raport dari semester 1-5.  Semua persyaratan sudah kupenuhi. Dan test-nya akan dilakukan satu minggu lagi. Aku tidak akan menyia-nyiakan kesempatan ini. Aku harus belajar semaksimal mungkin, agar aku bisa mendapatkan beasiswa ke Jepang, tempat impianku.
Dengan semangat yang luar biasa, aku terus belajar dengan tekun. Terlebih lagi orang tuaku sangat mendukung keputusanku ini. 

“Ren, kamu belajar yang giat ya nak, Ibu dan Ayah akan selalu mendoakan yang terbaik untukmu nak” kata Ibuku menasihatiku.
“Iya Bu, Rena akan selalu berusaha untuk memberikan yang terbaik untuk Ayah dan Ibu” kataku sambil tersenyum kepada Ayah dan Ibuku.

Hari yang ditunggu-tunggu kini telah tiba, hari dimana test yang akan menentukan impianku tercapai atau tidak. Hari dimana sebuah test penentuan untuk mendapatkan beasiswa ke Jepang. Aku mengerjakan soal-soal dengan sangat mudah, mungkin ini semua berkat doa Ayah dan Ibuku juga. Test akhirnya selesai, tinggal menunggu hasilnya selama 1 bulan.

#Satu bulan kemudian…

“Ren, nama kamu ada di mading pengumuman Ren. Kamu berhasil mendapatkan beasiswa ke Jepang Ren” kata Mutia sahabatku.        
“Hah, yang benar kamu Mut? Permisi aku ingin melihatnya” kataku dengan mencoba melewati kerumunan orang-orang yang ada di depan mading. 

Aku mencari namaku yang tertulis di mading, sempat aku berpikir Mutia berbohong kepadaku karena namaku tak kunjung kutemukan, tapi dengan rasa sabar, akhirnya aku menemukan namaku yang tertulis di mading sekolah sebagai salah satu penerima beasiswa ke Jepang. Renata Anastasya penerima beasiswa di Osaka Prefectural University yang ada di Jepang.

Ayah dan Ibuku sangat senang ketika mendengar kabar kalau aku berhasil mendapatkan beasiswa ke Jepang. Dan saat itu juga, aku langsung prepare untuk keberangkatanku ke Jepang besok lusa, karena ternyata semua surat-surat sudah disiapkan oleh sekolah dari jauh-jauh hari. Jadi begitu pengumuman, aku sudah harus siap untuk terbang ke negeri sakura, negeri impianku.

#Hari keberangkatanku ke Jepang

Hari ini adalah hari yang sangat bersejarah bagiku. Karena hari ini aku akan berangkat untuk belajar di negeri impianku. 

“Ren, kamu jaga diri kamu baik-baik ya nak. Jangan lupa sholat, dan jangan pernah kamu melupakan Negara kelahiranmu ya nak, kamu harus bangga karena tinggal dan dibesarkan di Indonesia” pesan Ibuku kepadaku.
“Baik Bu, aku tidak akan melupakan semua pesan Ibu. Ibu juga jangan lupa doakan Rena supaya Rena bisa menjadi orang sukses setelah pulang dari Jepang” kataku kepada Ibu.
***
Ketika tiba di Jepang, aku sangat merasa senang. Rasanya aku seperti sedang bermimpi bisa berada  di Jepang. Rasanya semuanya begitu cepat. Sepertinya baru kemarin aku bermimpi untuk bisa kuliah di Jepang. Tapi sekarang, semuanya sudah menjadi kenyataan. Aku bisa kuliah di Jepang, bahkan aku saat ini tinggal di Jepang untuk beberapa tahun ke depan. Aku tinggal di apartemen bersama temanku yang juga mendapatkan beasiswa di Jepang. Namanya Iris, dia adalah teman sekolahku waktu di Indonesia.

Hari-hariku di Jepang sangat aku nikmati. Karena aku pikir, kapan lagi aku bisa berada di negeri sakura ini. selain dijuluki sebagai negeri sakura, jepang juga biasa disebut dengan sebutan Nippon atau Nihon yang berarti “negeri matahari terbit”. Dengan tinggal di negeri sakura ini, aku banyak mengetahui tentang Jepang.

Pernah waktu itu aku sedang berkunjung ke rumah teman kuliahku. Saat itu aku bingung ketika mencari rumah temanku, karena nomor rumah di sana yang tidak tertata rapi. Tapi setelah aku tanyakan kepada temanku, mengapa di Jepang nomor rumah di Jepang tidak tertata rapi. Ternyata kata temanku. Bukan tidak tertata rapi, tapi karena tidak ada rumah yang menggunakan angka 4 dan 9, itu sebabnya nomor rumah di sana terlihat tidak tertata rapi. Dan ketika aku bertanya kenapa tidak menggunakan angka 4 dan 9. Temanku bilang, orang-orang Jepang sangat tidak menyukai angka 4 dan 9,entah apa sebabnya.

Pernah juga ketika itu, aku dan Iris pergi ke tempat fotokopi untuk mem-fotokopi tugas kuliah. Tapi saat itu aku menemukan keanehan, ternyata di Jepang layanan fotokopi memiliki system self-service, dimana pengguna jasa dapat menggunakan mesin fotokopi sendiri. Dapat kusimpulkan, di Jepang sangat ingin penduduknya bisa hidup dengan mandiri. Itu sebabnya tempat fotokopi menggunakan system self-service.
***
“Ren, kita ke Shibuya Street yukk! tapi kita jangan lupa membawa payung” ajak Iris kepadaku.
“Itu tempat apa Ris?” tanyaku.
“ Di situ kita bisa melihat banyak sekali orang yang membawa payung. Payung tersebut memiliki berbagai warna dan membentuk suatu kesatuan yang indah di tengah-tengah padatnya kota” kata Iris menjelaskan. 

Tanpa pikir panjang, aku langsung menerima ajakan Iris, dan saat tiba di sana, aku tak bisa berkata-kata, aku sangat terpesona melihat indahnya Shibuya Street ini. Yang membuat aku semakin kagum dengan negeri sakura ini.

Dan ketika hendak pergi ke kampus, aku sangat heran, mengapa orang-orang yang menggunakan sepeda tidak ada yang berboncengan, apa karena mereka takut sepedanya cepat rusak jika digunakan berboncengan. Dan ketika aku tanyakan kepada teman kampusku yang orang asli Jepang, ternyata di Jepang tidak boleh menggunakan sepeda berdua, kecuali yang memboncengkannya berusia lebih dari 16 tahun, dan yang dibonceng berusia kurang dari satu tahun. Sangat jauh berbeda dengan Indonesia, yang dengan bebas berboncengan menggunakan sepeda tanpa ada larangan.

Aku cukup banyak mengetahui tentang negeri sakura ini, tapi aku tetap masih belum puas jika aku belum melihat secara langsung bunga sakura yang berguguran di Jepang. Aku harap aku bisa merasakannya sebelum masa study-ku di sini berakhir.
***
Akhirnya hari yang aku tunggu-tunggu tiba juga, setelah penantian panjang akhirnya aku bisa menyaksikan secara langsung bunga sakura yang berguguran di Jepang. Butuh waktu dua tahun untuk bisa menyaksikan musim gugur di negeri sakura ini. karena menurut informasi yang aku dengar dari orang Jepang, bahwa bunga sakura hanya akan gugur selama dua minggu dalam dua tahun sekali. Aku sangat takjub ketika melihat bunga sakura yang gugur secara langsung. Sekarang aku tidak hanya berkhayal untuk menyaksikan gugurnya bunga sakura. Tetapi aku melihatnya dengan kedua mataku secara langsung. Betapa indahnya bunga sakura jika dilihat secara langsung, pantas banyak orang yang jauh-jauh datang ke Jepang hanya untuk melihat bunga sakura yang gugur secara langsung. 

“Ris, indah sekali ya bunga sakura ini, aku semakin kagum dengan negeri ini Ris, tolong dong fotoin aku di sini Ris, aku ingin mengabadikan peristiwa ini yang kelak menjadi suatu masa lalu yang indah untukku” pintaku kepada Iris. “Baiklah, tapi kamu juga harus fotoin aku di sini Ren, memangnya hanya kamu saja yang ingin punya kenangan manis di Jepang” kata Iris kepadaku. 

Setelah kami mengambil gambar bergantian, aku dan Iris segera kembali ke apartemen untuk beristirahat. 

Perlahan-lahan semua impianku mulai tercapai, semua yang aku inginkan di Jepang sedikit demi sedikit mulai terwujud. Tempat yang tadinya hanya sebagai tempat impianku, kini sudah menjadi tempat nyata dalam hidupku. Terima kasih ya Allah, engkau telah mewujudkan semua impianku. 

Selama di Jepang, aku banyak mengunjungi tempat-tempat yang ada di Jepang. Salah satunya adalah gunung Fuji yang ada di Jepang. Saat itu kampusku sedang mengadakan study tour ke gunung Fuji. Dan masih banyak lagi tempat yang sudah aku kunjungi di Jepang, tempat impianku ini.

05 Februari, 2015

CERPEN



LEMBARAN BARU DI TAHUN YANG BARU
Haii perkenalkan namaku adalah Renata Ananstasya. Saat ini aku bersekolah di salah satu SMA NEGERI yang ada di Jakarta. Di sekolah ini aku banyak mempunyai teman-teman yang sangat baik dan juga sahabat-sahabat yang selalu menemani aku dalam keadaan apapun. Yang pertama namanya adalah Mutia, dan yang kedua bernama Iris, aku sangat senang mempunyai sahabat-sahabat seperti mereka yang selalu ada saat aku membutuhkannya.
***
Hari ini aku bangun kesiangan, bisa-bisa aku terlambat datang kesekolah. Aku bahkan tak sempat untuk sarapan. “Mama Rena berangkat dulu yaa ma. Assalamualaikum”kataku sambil berlalu pergi tanpa mencium tangan Mama.
Aku menyusuri koridor sekolah dengan terburu-buru. “yaa Allah, jangan sampai aku terlambat masuk ke kelas nihh.. kalau aku terlambat masuk kelas bisa-bisa aku tidak boleh mengikuti pelajaran nya Bu Dinda” gumamku dalam hati. Tapi saat aku menaiki anak tangga, aku tak sengaja menabrak seseorang, dan buku-bukuku berserakan semua. “Kamu kalau jalan pakai mata dong, kamu gak lihat aku yang segede ini apa? Gara-gara kamu buku aku jadi berantakan kan” omelku panjang kali lebar. “Hmmm.. maaf yaa, aku tadi lagi buru-buru jadi gak lihat kalau ada kamu tadi”ucapnya menjelaskan.
Aku tak sadar kalau yang menabrakku tadi adalah kak Putra, kakak kelas idolaku. “yaa Allah, mimpi apa aku semalam bisa sedekat ini sama kak Putra”gumamku dalam hati. “Ehh kak Putra ternyata, maaf yaa kak tadi aku marah-marah sama kakak. Aku gak tahu kalau yang nabrak aku kakak. Sekali lagi maaf yaa kak” kataku meminta maaf pada kak Putra. “Kok jadi kamu yang minta maaf, seharusnya kan aku yang minta maaf, kan aku yang nabrak kamu”kata kak Putra.
Kak Putra membantuku membereskan buku-bukuku yang berserakan di lantai. “OMG, kak aku duluan yaa, aku ada pelajarannya bu Dinda, nanti aku bisa-bisa gak dibolehin masuk, makasih yaa udah di bantuin” kataku sambil berlalu pergi meninggalkan kak Putra
***
Untung saja hari ini bu Dinda tidak bisa mengajar karena sedang sakit. Kalau tidak, mungkin aku tidak bisa mengikuti pelajarannya hari ini. dan mungkin hari ini adalah hari keberuntunganku.
“Rena, kamu kemana saja? Untung hari ini bu Dinda tidak masuk , kalau tidak mungkin kamu tidak diizinkan  masuk kelas Ren” kata Iris menasihatiku. “tau nih Rena, terlambat mulu kerjaannya” sambung Mutia.
“Yaa maaf, tadi itu aku terlalu tersempona lihat senyumannya kak Putra”kataku sambil senyum-senyum sendiri. “ Terpesona kali Ren, Kok bisa Ren? Kamu ketemu kak Putra dimana?”Tanya Iris kepo. “tadi tuh aku gak sengaja tabrakan sama kak Putra, dan dia ngebantuin aku ngeberesin buku-bukuku yang berserakan”jelasku kepada Iris dan Mutia.
Singkat cerita, aku dan kak Putra ternyata di pertemukan kembali di satu ekskul yang sama, yaa walaupun disitu ada Mutia juga. Tapi aku sangat senang karena aku dan kak Putra bisa satu ekskul juga.
Selama berhari-hari, berminggu-minggu, bahkan berbulan-bulan aku sanagat mengagumi sosok kak Putra. Bahkan bisa dibilang rasa kagum itu perlahan-lahan berubah menjadi rasa cinta. Aku tak pernah berani jujur tentang perasaanku pada kak Putra. Mungkin hanya aku, tuhan, dan sahabat-sahabatku yang mengetahui perasaanku pada kak Putra. Setiap harinya aku hanya bisa melihat kak Putra dari kejauhan. Bahkan untuk menyapanya saja aku tak berani. Karena belum sempat aku menyapanya, jantungku sudah terasa mau copot.
***
Aku masih sangat ingat akan hari itu, hari dimana pertama kalinya aku merasakan sakitnya patah hati. Sakitnya kecewa karena cinta yang bertepuk sebelah tangan. Rasanya waktu ini mendadak berhenti berputar. Tubuhku tak mampu berdiri tegap, bahkan mulutku tak mampu berkata-kata lagi. Aku sudah tak tahan dengan apa yang aku dengar saat itu. hatiku bagaikan tersambar petir. Dan butiran-butiran itu sudah tak mampu kubendung lagi.
#Flashback
Hari ini aku sangat bersemangat datang kesekolah, aku tak ingin terlambat lagi datang kesekolah. Apalagi hari ini ada pelajarannya bu Dinda.
Aku menyusuri koridor sekolah dengan santai karena hari ini aku datang pagi-pagi sekali.
#Saat di kelas
“selamat pagi Iris, selamat pagi Mutia” sapaku kepada sahabatku. “selamat pagi Rena” jawab Iris dan Mutia serempak. “tumben banget kamu datang pagi-pagi Ren? Biasanya juga telat mulu”kata Iris heran dengan kelakuan sahabatnya. “hehe :D “ jawabku dengan tertawa.
“Ren? Ke kantin dulu yuukk!! Aku tadi gak sempet sarapan nih. Laper tauu”ajak Mutia kepadaku. “gimana yaa Mut, aku tadi udah makan dirumah, kamu sama Iris aja yaa Mut”kataku. “Hmm.. yaudah deh, Ris kita berdua aja yuukk ke kantin”ajak Mutia pada Iris sambil berlalu pergi.
“Hmm.. di kelas tanpa mereka berdua gak enak juga yaa”gumamku dalam hati.”ternyata handphone nya Mutia ketinggalan, aku lihat ahh”gumamku dalam hati.
Aku membuka handphone Mutia yang tertinggal di mejaku, aku tak sengaja mengklik bbm nya Mutia, dan melihat chat nya Mutia. Aku tak sengaja membuka percakapan Mutia dengan kak Putra. Dan ternyata kak Putra selama ini menyukai Mutia sahabatku. Dan percakapan Mutia dengan kak Putra sangat mesra. Aku tak snggup membaca percakapan mereka berdua, aku menaruh kembali handphone Mutia di atas meja. Dan aku segera menghapus air mataku karena Mutia dan Iris sudah kembali. “Haii Ren? Kamu kenapa? Kok matanya merah gitu”Tanya Mutia kepadaku. “aku gapapa kok Mut, oh iyaa selamat yaa atas hubungan kamu dan kak Putra, semoga kalian berdua long last”kataku memberikan selamat pada Mutia sambil menghapus air mataku. “jadi kamu baca percakapan aku sama kak Putra Ren? Aku bisa jelasin semuanya Ren, kamu jangan salah paham dulu Ren”kata Mutia mencoba menjelaskan kepadaku.
Belum sempat Mutia menjelaskan, ternyata Bu Dinda sudah masuk ke kelas. Dan saat pelajaran bu Dinda, aku sama sekali tidak konsenterasi.
Semenjak kejadian itu hubunganku dengan Mutia menjadi renggang. Iris dan Mutia sudah mencoba berbagai cara agar aku percaya kepada Mutia lagi. Tapi rasanya aku tak mudah percaya begitu saja kepada Mutia, hatiku sudah terlanjur sakit dengan kebohongan yang Mutia lakukan kepadaku.
Saat ini tepat di malam tahun baru 2015, aku akan merayakan pergantian tahun baru sendirian, tanpa adanya sosok sahabat di sisiku. Aku harus kehilangan sosok sahabat hanya karena seorang lelaki. Apa aku salah marah dengan Mutia, sedangkan aku tahu kalau sebenarnya yang salah bukan Mutia, tapi ini semua salah kak Putra. Mutia sama sekali tidak menyukai kak Putra, justru kak Putra lah yang menyukai Mutia. Jadi apa aku pantas marah dengan Mutia? Rasanya aku sangat merasa bersalah dengan Mutia. Seharusnya aku memaafkan Mutia dan membuka lembaran baru di tahun baru ini. yaa… aku harus meminta maaf kepada Mutia. Akhirnya aku memutuskan untuk kerumah Mutia dan meminta maaf kepada Mutia.
***
“Assalamualaikum… Mutia? Ini aku Rena Mut” kataku sambil mengetuk pintu rumahnya Mutia. “Wa’alaikumsalam”kata orang yang ada di dalam rumah. “kamu Ren, kamu mau apalagi kesini, kamu mau marah-marah lagi sama Mutia? Apa belum puas kamu buat Mutia merasa bersalah? Kamu jahat Ren”kata Iris memarahiku. “Aku kesini mau minta maaf sama kamu dan Mutia Ris, aku tahu aku salah Ris, tak sepantasnya aku marah dengan Mutia, karena semua ini bukan salah Mutia. Kamu mau kan maafin aku Ris?”kataku kepada Iris.”kamu sungguh meminta maaf kepada Mutia? Aku sangat senang mendengarnya Ren”kata Iris sambil memelukku. “oh iyaa Ris, Mutia mana ? aku dari tadi tidak melihat Mutia”tanyaku kepada Iris. “Mutia ada di kamarnya Ren, yukk kita menemuinya Ren”ajak Iris.”Mutia, aku sangat merindukanmu, kamu mau kan memaafkan aku?”tanyaku kepada Mutia. “ini benar-benar kamu kan Ren? Yaa jelas aku mau memaafkanmu, kamu kan sahabatku Ren”kata Mutia kepadaku. “Terima kasih yaa Mutia, kita mulai dari awal lagi yaa, kita buka lembaran baru di tahun yang baru ini yaa” kataku sambil memeluk Mutia dan Iris.
Akhirnya aku bisa menghabiskan malam terakhir di tahun 2014 bersama sahabatku dan membuka lembaran baru di tahun baru 2015. Tak ada lagi galau karena seorang lelaki, tetapi bersenanglah bersama sahabat-sahabat tercinta. Terimakasih sahabat, kau lebih berharga dari apaun. aku sangat menyayangi kalian sahabatku <3 love you bestfriend <3

10 Januari, 2015

cerpen cinta



CINTA DATANG UNTUK PERGI
Orang bilang cinta itu indah. Cinta katanya bisa datang kapan saja dan dimana saja. Tapi entah kenapa itu semua tidak berlaku untuk ku, aku sudah terlanjur kecewa pada cinta. Disaat rasa cinta itu mulai tumbuh, justru perlahan-lahan cinta itu mencoba pergi dariku. Kalau memang akhirnya akan seperti itu, untuk apa cinta hadir dalam hidup kita?
#Flashback
Namaku adalah Renata Anastasya, aku bersekolah di salah satu SMA Negeri yang ada di Jakarta, saat ini aku duduk di bangku kelas X. aku termasuk anak yang pintar di kelas, tapi aku sangat anti dengan lelaki. Bukan karena aku tidak suka dengan lelaki lohh.. tapi aku tidak ingin saja berurusan dengan yang namanya lelaki. Karena aku pikir kaum lelaki hanya akan membuat hidup kita menjadi hancur. Aku berpendapat seperti itu karena Ayahku pergi meninggalkan Ibuku saat aku masih sangat kecil. Saat itu ibuku menangisi kepergian Ayahku, dan sejak saat itu aku sangat membenci kaum lelaki, terutama Ayahku sendiri.
saat ini aku bersekolah seperti biasanya. Aku berjalan menyusuri koridor sekolah menuju kelasku. Tapi saat aku melewati ruang kepala sekolah tiba-tiba ada yang keluar dari ruang kepala sekolah dengan terburu-buru, yang menyebabkan aku dan dia tabrakan. “heh.. kalau jalan tuh pake mata donk. Masa orang segede ini ga liat”kataku dengan nada kesal. Orang yang menabrakku sama sekali tidak memperdulikan ucapanku. Dia malah tidak meminta maaf karena telah menabrakku. Bahkan dia tidak membantuku untuk mengambil buku-bukuku yang terjatuh saat ditabraknya. “Dasar orang yang tak punya sopan sntun, kaum lelaki sama saja seperti Ayahku. Bisanya menyakiti wanita saja”gumamku dalam hati.
Aku kembali melanjutkan perjalananku menuju kelasku. Dan saat aku sampai di depan kelas, ternyata bu Maya sudah ada di kelas. “Assalamualaikum.. selamat pagi bu Maya, maaf bu saya terlambat”kataku pada bu Maya. “dari mana saja kamu Rena? Kamu tidak lihat sekarang sudah jam berapa? Kamu sudah telat selama 5menit yaa. Sekarang cepat taruh tasmu, dan kembali kesini untuk berdiri di depan kelas sampai pelajaran ibu selesai” kata bu Maya dengan nada kesal. “ini semua gara-gara lelaki tak bertanggung jawab itu, gara-gara dia tidak membantuku membereskan buku-bukuku yang berantakan dan berserakan, aku jadi dihukum oleh bu Maya, awas saja kalau ketemu di lagi”gumamku dalam hati.
“Assalamualaikum..”kata seorang lelaki yang ada di pintu. “waalaikumsalam, kamu murid baru itu yaa?”Tanya bu Maya pada lelaki itu. “iyaa buu”kata lelaki itu. “ayoo silahkan masuk nak”kata bu Maya sok ramah. Lelaki itu akhirnya masuk ke kelas dan bu Maya menyuruhnya untuk memperkenalkan diri. “baiklah sekarang kamu bisa perkenalkan diri kamu kepada teman-teman barumu”pinta bu Maya.
“Haiii teman-teman!! Perkenalkan namaku Bagas Prasetyo,kalian bisa memanggil saya Bagas, saya pindahan dari SMA Negeri 04 Bandung” kata Bagas memperkenalkan dirinya kepada seisi kelas. Semua mata wanita tertuju pada Bagas. aku tak tahu apa yang semua wanita itu pikirkan tentang Bagas,semuanya memandang Bagas dengan tatapan kagum. Dalam hati aku hanya bisa bergumam “itu kan lelaki yang menabrakku tadi pagi, enak sekali dia bisa duduk santai, sedangkan aku harus berdiri di sini sampai pelajaran bu Maya selesai”gumamku dalam hati.
Sejak kejadian pagi itu, aku dan Bagas bermusuhan, sebenarnya saat itu Bagas sudah mencoba untuk meminta maaf soal kejadian waktu itu, bahkan Bagas sangat ingin bisa dekat denganku. Tapi aku tak pernah meresponnya sama sekali. Aku masih saja belum bisa menerima lelaki mencoba mendekatiku. Tapi Bagas adalah tipe seorang lelaki yang pantang menyerah, Bagas terus saja melakukan berbagai cara agar bisa mendekati aku. Mulai dari membantuku saat aku sedang dalam masalah, memberikan hadiah kecil kepadaku. Bahkan Bagas pernah rela kehujanan dan memberikan jaketnya untuk melindungi aku dari tetesan air hujan.
Dan akhirnya sedikit demi sedikit aku mampu membuka hatiku untuk seorang lelaki. Bagas mengajari aku banyak hal, Bagas mengajari aku untuk bisa memaafkan orang lain yang berbuat salah, Bagas juga mengajari aku untuk tidak menjadi seseorang yang pendendam. Hal itulah yang mampu membuat aku takluk pada lelaki.
Dan saat itu aku dan Bagas menjadi sangat dekat, walaupun saat itu kedekatan aku dan Bagas hanya sebagai sahabat, tapi itu semua tidak mempengaruhi kedekatan aku dan Bagas. justru aku dan Bagas semakin dekat.
***
Akhir-akhir ini Bagas sedikit berubah kepadaku. Bagas semakin lama semakin menjauh dari aku. Aku tak tau apa yang menyebabkan Bagas menjauh dari aku. Bahkan saat aku menghampirinya, Bagas justru menjauhi aku. Padahal satu minggu lagi adalah hari ulang tahunku, tepat tanggal 29 september, hari di mana aku dan Bagas berjanji untuk menjadi sahabat.
#Senin,29 September 2014
Hari ini tepat hari dimana aku di lahirkan ke dunia ini. hari ini adalah hari ulang tahunku. Tapi sejak tadi pagi aku tak melihat Bagas sama sekali. Kemana Bagas yaaa? Apa dia masih ingin menjauhi aku di hari ulang tahunku? Pertanyaan yang terus saja ada di pikiranku.
Sampai saat jam pulang sekolah pun aku tak melihat Bagas. apa Bagas sakit yaa? Kenapa Bagas tidak ada kabar sama sekali yaa? Pertanyaan yang bertubi-tubi hadir di pikiranku. Akhirnya aku memutuskan untuk pulang ke rumah. Mungkin saja Bagas sengaja ingin membuatkan surprise untuk ku di hari ulang tahunku.
Tapi saat aku pulang kerumah pun aku tak melihat Bagas. aku semakin bingung dengan Bagas. “Rena sayang? Tadi pagi Bagas ke sini nak, katanya dia hari ini pindah ke Kalimantan. Kakeknya meninggal, dan ayahnya di minta melanjutkan bisnis keluarganya yang ada di Kalimantan. Dia tadi titip salam buat kamu nak, dia gamau liat kamu sedih kalau kamu tahu kalau dia akan pindah nak. Tadi dia menitipkan ini untuk kamu nak”jelas Ibu dan memberikan bungkusan titipan dari Bagas.
Aku segera lari menuju ke kamar. Rasanya aku tak sanggup lagi menahan air mataku. Dan air mataku akhirnya tumpah saat aku sudah berada di kamar. “Bagas kamu jahat sama aku, kenapa kamu ga terus terang kalau kamu mau pindah Gas” aku membuka bungkusan dari Bagas,dan ternyata isinya adalah sebuah kado. Perlahan-lahan aku membuka kado dari bagas yang isinya adalah sebuah kotak music yang di dalamnya ada boneka yang sedang berdansa. Di dalam kotak kado itu juga terdapat secarik kertas untukku. Parlahan-lahan aku membuka surat itu, dan membaca surat yang Bagas buat untukku.

To : Renata Anastasya
From : Bagas Prasetyo
Dear Rena…
Mungkin saat kamu membaca surat ini aku sudah tidak ada di Jakarta lagi Ren. Maaf kalau aku tidak berterus terang sama kamu kalau aku mau pindah ke Kalimantan. Aku gamau kamu sedih kalau aku berterus terang sama kamu Ren. Di surat ini aku ingin jujur tentang perasaan aku ke kamu Ren. Mungkin kamu masih ingat kan awal pertemuan kita yang kurang baik. Saat itu aku sangat terburu-buru untuk menemui Bu Maya Ren, makanya aku tidak membantu kamu membereskan buku-bukumu. Dan aku yakin saat itu kamu mulai membenciku. Terlebih lagi kamu harus di hukum karena datang terlambat akibat tabrakan dengan aku Ren. Asal kamu tahu Ren, saat aku tak sengaja tabrakan sama kamu, disitu aku mulai menyukai kamu Ren, terlebih lagi saat aku ingin meminta maaf sama kamu dan kamu malah membalasnya dengan cuek dan acuh. Disitu aku merasa kamu adalah wanita yang berbeda, kamu membuat aku semakin penasaran dengan sikap dingin kamu sama lelaki Ren. Aku bertekat untuk merubah kamu agar kamu tidak dingin lagi dengan lelaki Ren. Dan aku sangat senang saat kamu mulai tak acuh lagi dengan aku, bahkn kamu menganggap aku sebgai sahabatmu Ren. Aku sangat senang sekali Ren, walaupun aku hanya menjadi sahabatmu. Saat kita sering bersama, aku semakin menyukai kamu Ren, dan mungkin perasaan suka itu lama-lama berubah menjadi rasa cinta Ren. Aku tak pernah berani untuk mengatakannya karena aku tidak ingin kamu marah dan persahabatan kita hancur Ren. Aku sangat takut kehilangan kamu Ren, saat ini kamu adalah ratu hatiku Ren. Sekali lagi maaf aku tak berpamitan denganmu. Aku janji akan kembali Ren, dengan perasaan yang sama.
“kamu jahat Gas, kenapa kalau kamu cinta sama aku, kamu malah ninggalin aku”kata Rena sambil menangis.
#Kenapa cinta harus hadir jika akhirnya cinta itu pergi. Kenapa cinta datang untuk pergi.

24 Desember, 2014



Jujur itu Indah
Haii perkenalkan namaku adalah Renata Anastasya. Saat ini aku duduk di bangku kelas X MIA. Aku bersekolah di salah satu SMA Negeri yang ada di Jakarta.
Hari ini sekolahku sedang melaksanakan UAS(Ulangan Akhir Semester). Aku sudah bertekad untuk mengerjakan soal ulangan tanpa mencontek. Aku sudah berjanji kepada diriku sendiri untuk optimis percaya kepada kemampuan sendiri ketimbang mencontek ataupun memberi contekan kepada teman yang lain, terserah mereka mau bilang aku apa. Yang terpenting aku harus belajar dengan sungguh-sungguh agar hasilnya tidak mengecewakan.
***
Hari ini hari pertama UAS, aku berhasil mengerjakan ulangan dengan kemampuanku sendiri, tanpa mencontek dan member contekan. Tapi entah kenapa semua teman-temanku justru marah kepadaku, karena aku tidak mau memberi mereka contekan. Bahkan ada salah satu dari temanku yang mengejekku karena aku tidak menengok saat temanku memanggilku untuk mencontek.
“Udahlah kalau pelit mah gausah di temenin aja. Bikin ruangan sendiri aja sana kalau gamau ngasih contekan mah”kata Rio temanku. Kata-kata itu selalu Rio lontarkan kepadaku setiap bertemu denganku. Ada satu temanku yang aku anggap sangat dirugikan oleh Fandi. Bagaimana tidak… Fandi selalu saja mencontek kepada Nita saat ulangan karena tempat duduk mereka berdekatan. Aku sudah pernah bilang kepada Nita untuk tidak memberi contekan kepada Fandi saat ulangan. Tapi Nita justru tidak mau mendengarkan apa kataku. Justru Nita malah menolak mentah-mentah ucapanku itu.
“Nit, aku rasa kamu salah karena memberi contekan kepada Fandi, kamu sama saja membuat Fandi membohongi dirinya sendiri dengan mencontek Nit. Lagi pula kan memberi contekan pada teman itu tidak baik Nit. Bagaimana kalau misalnya kamu ketahuan memberi contekan kepada Fandi dan akhirnya kamu juga yang kena akibatnya Nit” kaytaku menasihati Nita. “kamu tenang saja Ren, aku tidak semuanya memberikan jawaban kepada Fandi, malahan kadangan juga aku yang nyontek sama Fandi Ren. Jadi kami sama-sama impas kok, jadi kamu gausah khawatir”kata Nita menjawab ucapanku.
***
Begitulah kelakuan teman-temanku seterusnya saat menghadapi ulangan. Aku hanya bisa menggeleng-gelengkan kepala saja ketika melihat kelakuan dari teman-temanku.
Hingga pernah saat ulangan mata pelajaran Matematika. Saat itu aku mengerjakan soal ulangan dengan semampuku. Tapi karena waktunya yang hanya sebentar, aku sempat berpikir untuk mencontek. Tapi pikiran itu segera aku tepis jauh-jauh. Walaupun semua teman-temanku sudah selesai dan meninggalkkan ruang ujian, aku tetap percaya diri untuk tidak mencontek. Dan saat itu aku satu-satunya siswi kelas X yang belum selesai mengerjakan ulangannya. Mungkin saat itu Dimas temanku merasa kasihan dengan aku. Dan dia sempat membisikkan jawaban di telingaku saat ingin meninggalkan ruang ujian. “Ren? Nomor 13 jawabannya B”bisik Dimas kepadaku. Saat itu aku mendengar bisikan dari Dimas, tapi karena aku sudah berjanji tidak akan mencontek, maka aku tidak mengikuti bisikan Dimas, aku lebih percaya dengan jawabanku sendiri. Dan akhirnya aku bisa mengerjakan soal ulangan Matematika dengan sendiri, tanpa mencontek, dan tanpa mendengarkan jawaban dari Dimas.
Hingga tiba saatnya hari terakhir UAS, selama seminggu ini aku berhasil mengerjakan soal ulangan dengan kemampuanku sendiri, tanpa mencontek sedikitpun.
Hari ini pengawas yang mengawasi kami saat ulangan adalah Bu Dinda. Beliau adalah guru agama di sekolahku. Semua siswa dan siswi mengerjakan ulangan nya dengan serius. Tapi baru beberapa menit dimulainya ulangan, terdengar suara yang mengejutkan semua siswa dan siswi.
“itu yang di belakang robek saja lembar jawabannya Bu, ngapain kamu buka buku? Baru dimulai saja kamu sudah buka buku. Kamu ini masih kelas X tapi sudah berani berbuat curang. Cepat maju kedepan” kata pak Dino dengan nada marah. Ternyata Dimas ketahuan sedang membuka buku untuk mencontek. Padahal ulangan baru beberapa menit dimulai, tapi Dimas sudah ketahuan mencontek. Saat itu Dimas akhirnya mengerjkan ulangan nya di depan kelas tanpa beralaskan apapun.
Dan kedaan kembali bisa terkendali oleh Bu Dinda. Semua mengerjakan soal ulangan dengan keadaan yang sunyi.
Hingga tiba saat pergantian mata pelajaran yang di ujikan pada hari itu. saat itu mata pelajaran kedua adalah Bahasa Inggris Lintas Minat. Bu Dinda sudah berkali-kali mengingatkan kepada kami untuk mengerjakan ulangan tanpa mencontek. Tapi itu semua tidak di gubris sedikitpun oleh teman-temanku. Mereka asyik saja mencontek satu sama lain. Dan disitu Bu Dinda sengaja mendiamkan nya. Tapi teman-temanku sama sekali tidak memperdulikannya. Mereka beranggapan bahwa Bu Dinda memang memperbolehkan mereka untuk mencontek.
Dan kesabaran Bu Dinda sepertinya benar-benar sudah habis. Bu Dinda menghampiri meja Nita dan Fandi, Bu Dinda dengan sengaja mengambil lembar jawaban Nita dan Fandi, dan Bu Dinda mencoret lembar jawaban mereka berdua dengan bolpoint. Mereka berdua terus saja mengelak karena ketahuan sedang mencontek. Sudah jelas-jelas Bu Dinda melihat dengan mata kepalanya sendiri ketika Fandi dan Nita sedang mencontek.
Dan aksi Bu Dinda tidak berhenti sampai disitu. Temanku Rio juga di coret lembar jawabannya saat Rio mengumpulkannya ke depan.
Setelah selesai ulangan Nita menangis karena lembar jawabannya di coret oleh Bu Dinda. Nita terlihat sangat kesal sekali dengan Bu Dinda, sampai-sampai Nita tidak mengucapkan salam dan tidak mencium tangan Bu Dinda saat keluar ruangan.
Saat itu Nita baru percaya dengan ucapanku, dan Nita sangat menyesal karena tidak mendengarkan nasihatku waktu itu.
Beberapa hari setelah ulangan nya selesai, semua nilai sudah keluar dan aku sangat bangga karena aku bisa mendapatkan peringkat ke-3 saat UAS kemarin. Dan teman-temanku yang ulangan nya mencontek justru peringkatnya menurun.  
***
Sejak kejadian itu aku baru sadar. Tidak selamanya mencontek itu indah. Mungkin kalian fikir dengan mencontek akan membuat nilai kalian menjadi bagus dan memuaskan. Mungkin teori itu ada benarnya jika kalian mencontek dengan orang yang pintar. Tapi apa jadinya jika kalian mencontek dengan orang yang bodoh dan sama saja seperti kalian. Apa nilai kalian akan menjadi bagus? Tentu saja jawabannya tidak. Dari cerita di atas dapat disimpulkan bahwa sebuah kebohongan itu akan membuat diri kalian rugi. Dan sebuah kejujuran pastinya akan indah dan membuat kalian bangga nantinya.
#Tanamkanlah sikap jujur sejak dini,sebelum kalian akan menyesal nantinya.