Apa yang kalian pikirkan ketika
mendengar negeri sakura? Bunga sakura? Nippon? Penduduknya yang berkulit putih,
dan bermata sipit? Atau kota Hiroshima dan Nagasaki? Begitu banyak aspek yang
membuat negeri ini menjadi salah satu negeri yang istimewa di dunia. Aku sangat
mengagumi negeri ini, karena kehidupan masyarakatnya yang menarik menurutku,
dan masih banayak lagi keistimewaan lain dimataku. itulah sekilas tentang
negeri impianku.
Di sekolahku akan ada test untuk masuk perguruan tinggi di
luar negeri. Salah satunya adalah Universitas yang ada di Jepang. Aku sangat
senang ketika mendengar kabar baik itu. Tanpa pikir panjang, aku segera
mendaftarkan diriku untuk mengikuti test
tersebut. Selain melalui test,
penilaiannya dilakukan melalui nilai rata-rata raport dari semester 1-5. Semua persyaratan sudah kupenuhi. Dan test-nya akan dilakukan satu minggu lagi.
Aku tidak akan menyia-nyiakan kesempatan ini. Aku harus belajar semaksimal
mungkin, agar aku bisa mendapatkan beasiswa ke Jepang, tempat impianku.
Dengan semangat yang luar biasa, aku
terus belajar dengan tekun. Terlebih lagi orang tuaku sangat mendukung
keputusanku ini.
“Ren, kamu belajar yang giat ya nak,
Ibu dan Ayah akan selalu mendoakan yang terbaik untukmu nak” kata Ibuku
menasihatiku.
“Iya Bu, Rena akan selalu berusaha
untuk memberikan yang terbaik untuk Ayah dan Ibu” kataku sambil tersenyum
kepada Ayah dan Ibuku.
Hari yang ditunggu-tunggu kini telah
tiba, hari dimana test yang akan
menentukan impianku tercapai atau tidak. Hari dimana sebuah test penentuan untuk mendapatkan
beasiswa ke Jepang. Aku mengerjakan soal-soal dengan sangat mudah, mungkin ini
semua berkat doa Ayah dan Ibuku juga. Test
akhirnya selesai, tinggal menunggu hasilnya selama 1 bulan.
#Satu bulan kemudian…
“Ren, nama kamu ada di mading
pengumuman Ren. Kamu berhasil mendapatkan beasiswa ke Jepang Ren” kata Mutia
sahabatku.
“Hah, yang benar kamu Mut? Permisi aku
ingin melihatnya” kataku dengan mencoba melewati kerumunan orang-orang yang ada
di depan mading.
Aku mencari namaku yang tertulis di mading,
sempat aku berpikir Mutia berbohong kepadaku karena namaku tak kunjung
kutemukan, tapi dengan rasa sabar, akhirnya aku menemukan namaku yang tertulis
di mading sekolah sebagai salah satu penerima beasiswa ke Jepang. Renata
Anastasya penerima beasiswa di Osaka Prefectural University yang ada di Jepang.
Ayah dan Ibuku sangat senang ketika
mendengar kabar kalau aku berhasil mendapatkan beasiswa ke Jepang. Dan saat itu
juga, aku langsung prepare untuk
keberangkatanku ke Jepang besok lusa, karena ternyata semua surat-surat sudah
disiapkan oleh sekolah dari jauh-jauh hari. Jadi begitu pengumuman, aku sudah harus
siap untuk terbang ke negeri sakura, negeri impianku.
#Hari keberangkatanku ke Jepang
Hari ini adalah hari yang sangat
bersejarah bagiku. Karena hari ini aku akan berangkat untuk belajar di negeri
impianku.
“Ren, kamu jaga diri kamu baik-baik ya
nak. Jangan lupa sholat, dan jangan pernah kamu melupakan Negara kelahiranmu ya
nak, kamu harus bangga karena tinggal dan dibesarkan di Indonesia” pesan Ibuku
kepadaku.
“Baik Bu, aku tidak akan melupakan semua
pesan Ibu. Ibu juga jangan lupa doakan Rena supaya Rena bisa menjadi orang
sukses setelah pulang dari Jepang” kataku kepada Ibu.
***
Ketika tiba di Jepang, aku sangat
merasa senang. Rasanya aku seperti sedang bermimpi bisa berada di Jepang. Rasanya semuanya begitu cepat.
Sepertinya baru kemarin aku bermimpi untuk bisa kuliah di Jepang. Tapi
sekarang, semuanya sudah menjadi kenyataan. Aku bisa kuliah di Jepang, bahkan
aku saat ini tinggal di Jepang untuk beberapa tahun ke depan. Aku tinggal di
apartemen bersama temanku yang juga mendapatkan beasiswa di Jepang. Namanya
Iris, dia adalah teman sekolahku waktu di Indonesia.
Hari-hariku di Jepang sangat aku
nikmati. Karena aku pikir, kapan lagi aku bisa berada di negeri sakura ini.
selain dijuluki sebagai negeri sakura, jepang juga biasa disebut dengan sebutan
Nippon atau Nihon yang berarti “negeri matahari terbit”. Dengan tinggal di
negeri sakura ini, aku banyak mengetahui tentang Jepang.
Pernah waktu itu aku sedang berkunjung ke
rumah teman kuliahku. Saat itu aku bingung ketika mencari rumah temanku, karena
nomor rumah di sana yang tidak tertata rapi. Tapi setelah aku tanyakan kepada
temanku, mengapa di Jepang nomor rumah di Jepang tidak tertata rapi. Ternyata
kata temanku. Bukan tidak tertata rapi, tapi karena tidak ada rumah yang
menggunakan angka 4 dan 9, itu sebabnya nomor rumah di sana terlihat tidak
tertata rapi. Dan ketika aku bertanya kenapa tidak menggunakan angka 4 dan 9.
Temanku bilang, orang-orang Jepang sangat tidak menyukai angka 4 dan 9,entah
apa sebabnya.
Pernah juga ketika itu, aku dan Iris
pergi ke tempat fotokopi untuk mem-fotokopi tugas kuliah. Tapi saat itu aku
menemukan keanehan, ternyata di Jepang layanan fotokopi memiliki system self-service, dimana pengguna
jasa dapat menggunakan mesin fotokopi sendiri. Dapat kusimpulkan, di Jepang
sangat ingin penduduknya bisa hidup dengan mandiri. Itu sebabnya tempat
fotokopi menggunakan system self-service.
***
“Ren, kita ke Shibuya Street yukk! tapi
kita jangan lupa membawa payung” ajak Iris kepadaku.
“Itu tempat apa Ris?” tanyaku.
“ Di situ kita bisa melihat banyak
sekali orang yang membawa payung. Payung tersebut memiliki berbagai warna dan
membentuk suatu kesatuan yang indah di tengah-tengah padatnya kota” kata Iris
menjelaskan.
Tanpa pikir panjang, aku langsung
menerima ajakan Iris, dan saat tiba di sana, aku tak bisa berkata-kata, aku
sangat terpesona melihat indahnya Shibuya Street ini. Yang membuat aku semakin
kagum dengan negeri sakura ini.
Dan ketika hendak pergi ke kampus, aku
sangat heran, mengapa orang-orang yang menggunakan sepeda tidak ada yang
berboncengan, apa karena mereka takut sepedanya cepat rusak jika digunakan
berboncengan. Dan ketika aku tanyakan kepada teman kampusku yang orang asli
Jepang, ternyata di Jepang tidak boleh menggunakan sepeda berdua, kecuali yang
memboncengkannya berusia lebih dari 16 tahun, dan yang dibonceng berusia kurang
dari satu tahun. Sangat jauh berbeda dengan Indonesia, yang dengan bebas
berboncengan menggunakan sepeda tanpa ada larangan.
Aku cukup banyak mengetahui tentang
negeri sakura ini, tapi aku tetap masih belum puas jika aku belum melihat
secara langsung bunga sakura yang berguguran di Jepang. Aku harap aku bisa
merasakannya sebelum masa study-ku di
sini berakhir.
***
Akhirnya hari yang aku tunggu-tunggu
tiba juga, setelah penantian panjang akhirnya aku bisa menyaksikan secara
langsung bunga sakura yang berguguran di Jepang. Butuh waktu dua tahun untuk
bisa menyaksikan musim gugur di negeri sakura ini. karena menurut informasi
yang aku dengar dari orang Jepang, bahwa bunga sakura hanya akan gugur selama
dua minggu dalam dua tahun sekali. Aku sangat takjub ketika melihat bunga
sakura yang gugur secara langsung. Sekarang aku tidak hanya berkhayal untuk
menyaksikan gugurnya bunga sakura. Tetapi aku melihatnya dengan kedua mataku
secara langsung. Betapa indahnya bunga sakura jika dilihat secara langsung,
pantas banyak orang yang jauh-jauh datang ke Jepang hanya untuk melihat bunga
sakura yang gugur secara langsung.
“Ris, indah sekali ya bunga sakura ini,
aku semakin kagum dengan negeri ini Ris, tolong dong fotoin aku di sini Ris,
aku ingin mengabadikan peristiwa ini yang kelak menjadi suatu masa lalu yang
indah untukku” pintaku kepada Iris. “Baiklah, tapi kamu juga harus fotoin aku
di sini Ren, memangnya hanya kamu saja yang ingin punya kenangan manis di
Jepang” kata Iris kepadaku.
Setelah kami mengambil gambar
bergantian, aku dan Iris segera kembali ke apartemen untuk beristirahat.
Perlahan-lahan semua impianku mulai
tercapai, semua yang aku inginkan di Jepang sedikit demi sedikit mulai
terwujud. Tempat yang tadinya hanya sebagai tempat impianku, kini sudah menjadi
tempat nyata dalam hidupku. Terima kasih ya Allah, engkau telah mewujudkan
semua impianku.
Selama di Jepang, aku banyak mengunjungi
tempat-tempat yang ada di Jepang. Salah satunya adalah gunung Fuji yang ada di
Jepang. Saat itu kampusku sedang mengadakan study
tour ke gunung Fuji. Dan masih banyak lagi tempat yang sudah aku kunjungi
di Jepang, tempat impianku ini.